KALIANDA – (RAJABASANEWS COM) – – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Joniyansah.SKM.MM mengingatkan meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) belakangan ini di wilayah Lamsel. Dijelaskan Jhoniansyah, obat dan vaksin untuk melumpuhkan Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus pada kasus DBD belum ada, sehingga penting untuk mencegah terinfeksi nyamuk tersebut.
“Hingga saat ini obat untuk membunuh virus dengue belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, maka cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di lingkungan kita,” jelas Joniyansah, Senin 16 Mei 2022.
3M plus, terus Joniyansah, yakni menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Ditambah mencegah gigitan dan pengembangbiakan nyamuk dengan delapan langkah yaitu memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidur menggunakan kelambu dan memasang kawat kasa di lubang ventilasi.
“Kemudian menggunakan lotion antinyamuk, tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai, memasang perangkap telur nyamuk yang disebut ovitrap, lavitrap, mosquito trap dan pengendalian larva atau jentik nyamuk dengan pemberian larvasida yang bertujuan untuk membunuhnya,” imbuhnya seraya mengatakan upaya pencegahan tentu lebih baik dibandingkan dengan pengobatan DBD yang sampai saat ini penyembuhannya masih bergantung kepada asupan makanan penderitanya.
Lebih lanjut dijelaskan Joniyansah, bahwa penanganan terhadap penderita DBD belum menggunakan obat khusus, melainkan obat yang disesuaikan dengan gejala yang timbul.
Beberapa upaya pertolongan awal terhadap penderita dapat dilakukan antara lain tirah baring (bedrest), perbanyak asupan cairan atau banyak minum sekurangnya 2 liter per hari, kompres hangat, bila demam tinggi dapat diberikan obat pereda demam (antipiretik) seperti parasetamol.
“Bila 2-3 hari gejala semakin memburuk seperti pasien tampak makin lemas, muntah-muntah, gelisah atau timbul pendarahan spontan seperti mimisan, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna dan lain sebagainya diharapkan agar segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” himbau Joniyansah.
Sementara, berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, Kasus DBD tahun 2022 ini hingga 9 Mei tercatat sebanyak 83 kasus. Dengan rincian Januari sebayak 32 kasus, Febuari sebanyak 23 kasus, Maret 15 kasus, April 11 kasus dan Mei 2 kasus.
Selanjutnya, penyebaran kasus DBD pun sudah mencakup 14 kecamatan di Lampung Selatan, dan Kecamatan Kalianda menyumbang kasus tertinggi dengan 28 kasus, disusul Sidomulyo sebanyak 15 kasus.