KALIANDA – (RAJABASANEWS COM) – Adanya isu terkait aksi demonstrasi yang mengatasnamakan masyarakat adat Lampung Selatan (Lamsel) di Gedung KPK RI, ditampik seluruh pemangku adat.
Yakni, Pangikhan Tihang Makhga Sai Batin Marga Legun Kebandakhan Kesugihan, Azhar Marzuki. Tumenggung Nimbang Makhga Legun Kebandakhan Way Urang, Sopiyan.
Kemudian, Pangikhan Punyimbang Agung Sai Batin Makhga Rajabasa, David Merison, Pangikhan Naga Bringsang V Sai Batin Makhga Dantaran, Ahmad Fajirin dan Pangikhan Sasuhunan Sampurna Jaya Sai Batin Makhga Katibung.
Panglima Sindang Kunyaiyan Batin Jaksa Zamroni, Panglima Tapak Belang Kepaksian Pernong Skala Brak, Yahudin Haikar, serta Tuan Bandar Punyimbang Marga Bukuk Jadi, Rahmatullah.
Secara tegas, para pemangku adat yang ada di wilayah Lamsel, mengklarifikasi adanya klaim dari salah seorang orator yang melakukan aksi demonstrasi di Gedung KPK RI kemarin, (13/1/2022).
Mereka menilai, pergerakan tersebut bukan merupakan pergerakan dari kesepakatan masyarakat adat yang ada di Lamsel. Melainkan, sebuah gerakan dari kelompok tertentu.
“Terkait kegiatan aksi demo di Gedung KPK kemarin, kami 6 Marga adat tidak pernah merasa mengirimkan utusan dari masyarakat adat untuk ikut serta pada aksi itu. Bahkan, juga tidak ada koordinasi apapun mengenai gerakan tersebut,” Tegas Pangikhan Tihang Makhga Sai Batin Marga Legun Kebandakhan Kesugihan, Azhar Marzuki, mewakili seluruh pemangku adat di Lamban Adat Makhga Legun Kebandakhan Kesugihan Kalianda, Jum’at (14/1/2022).
Pangeran Azhar juga menambahkan, bahwa hingga saat ini, seluruh pemangku adat berada di tengah-tengah, untuk mengayomi masyarakat adat di Lamsel. Juga, tidak pernah ada upaya berpihak kepada siapapun dan kelompok manapun.
“Seluruh pemangku adat yang ada disini, semuanya tetap berusaha berada di tengah-tengah untuk mengayomi masyarakat. Siapapun Bupatinya, kami selalu mendukung program-programnya untuk membangun Lampung Selatan,” Tambahnya.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Pangikhan Sasuhunan Sampurna Jaya Sai Batin Makhga Katibung, Abas Syaputra. Menurutnya, seluruh pemangku adat Lampung yang ada di Lamsel tidak pernah melakukan koordinasi untuk membentuk gerakan aksi demonstrasi di Jakarta.
“Kegiatan itu murni diluar dari campur tangan adat. Kami tidak pernah diajak koordinasi, ataupun diskusi mengenai adanya aksi di Jakarta dengan mengatasnamakan masyarakat adat,” Imbuh pangeran Abas menegaskan kembali.
Pada dasarnya, seluruh pihak pemangku adat terus berupaya menjadi pengayom masyarakat untuk menciptakan stabilitas dan kondusifitas di Kabupaten Khagom Mufakat ini.
“Kami selalu berupaya fokus untuk tetap mengayomi dan menjaga kondusifitas Kabupaten Lampung Selatan yang kita cintai ini,” Tutupnya.
Berdasarkan pantauan, dalam kegiatan tersebut, juga dihadiri seluruh temenggung hingga ara panggawa di 5 marga adat sai batin, adat pepadun dan kepaksian pernong skala brak. (Doy)